Sosok Polisi Wanita Aiptu Resiani Sagita Satu Satunya Menjadi Polwan Sebagai Bhabinkamtibmas -->

breaking news

News

Baca di Helo

Sosok Polisi Wanita Aiptu Resiani Sagita Satu Satunya Menjadi Polwan Sebagai Bhabinkamtibmas

Thursday, February 25, 2021

 

INFO INVESTIGASI, Jakarta, Sosok Polisi Wanita bernama Aiptu Resiani Sagita (46) menjadi Polwan satu-satu sebagai Bhabinkamtibmas di wilayah Hukum Polres Metro Jakarta Barat. Ia merupakan lulusan Bintara sepolwan Ciputat tahun 1993 dan menjadi Bhabinkamtibmas atas keinginan sendiri, bukan paksaan atau perintah dari pimpinan.

Resiani menceritakan, dirinya daftar sebagai Polwan dari Timor-timur yang kini sudah berubah menjadia Timur Leste. Kemudian, ia menjalani pendidikan di Sukabumi, Jawa Barat.

Lulus pendidikan, wanita yang akrab disapa Ressy ini berdinas pertama kali di Shabara Polda Metro Jaya. Selama 11 tahun berdinas di Polda Metro Jaya, ia pun pindah tugas ke Staf Propam pada tahun 2004.

"Setelah 6 tahun di Propram Polda Metro Jaya, saya pindah ke Polres Metro Jakarta Barat di Polsek Kalideres pada 2010," kata Ressy, Kamis (25/2/2021).

Empat tahun di sana menjadi anggota Buser Polsek Kalideres, lanjut Ressy, ia pun pindah tugas ke Polsek Tambora pada tahun 2014. Selama 6 tahun sebagai staf Shabara Polsek Tambora, ia pun menawarkan diri sebagai Bhabinkamtibmas Jembatan Lima pada 9 November 2020 lalu.

"Saya menawarkan diri jadi Bhabinkamtibmas. Di Polres Metro Jakarta Barat, saya satu-satunya Bhabinkamtibmas Polwan," kata dia.

Ressy melanjutkan, dirinya tidak sulit untuk beradaptasi mengayomi masyarakat di wilayah hukum Polsek Tambora. Karena ia pernah berdinas di lapangan sebagai Buser yang sering bertemu banyak orang.

"Saya pengen jadi Bhabin itu karena 12 tahun lagi saya pensiun. Saya ingin mengabdikan diri sebagai pengayom masyarakat," tutur dia.

Jadi Bhabinkamtibmas Ia Pernah Tangani Kasus Keributan Ojol dengan Pedagang

Tanggungjawab yang berat kini diemban oleh Ressy karena ia harus bisa menjadi penengah ketika masyarakat menghadapi perselisihan. Selain itu, ia juga harus sigap ketika mendapatkan laporan dari masyarakat di wilayahnya.

Tiga bulan menjadi Bhabinkamtibmas, ia mendapatkan pengalaman menarik pertama kali beberapa waktu lalu. Di mana ada pertikaian antara driver Ojek Online dengan pedagang buah di Pasar Angke, Jembatan Lima, Jakarta Barat.

"Ketika itu saya mendapatkan laporan adanya keributan di Pasar Angke, saya datang ke sana untuk melerai," jelas dia.

Ia sempat diingatkan oleh salah satu warga agar tidak datang ke lokasi karena driver ojol sangat banyak dan siap menyerang pedagang. Tapi karena tanggungjawab sebagai Bhabinkamtibmas, ia pun tidak merasa takut karena ini adalah tugasnya menyelesaikan setiap masalah yang ada di wilayahnya.

"Saya datang, terus saya minta yang tidak ada kepentingan untuk bubar. Driver ojol saya ingat untuk bubar dan mencari rezeki di aplikasinya," ucapnya.

Driver ojol dan juga pedagang akhirnya dibawa ke Mapolsek Tambora untuk menyelesaikan perselisihan. Di sana Ressy menanyakan keinginan dari Driver ojol seperti apa dan menanyakan kronologisnya kepada kedua belah pihak.

"Pada saat kejadian, ada mobil bongkar muatan buah, jadi macet. Terus ojol ini gak sabaran dan sama pedagang buah mau diancam tusuk," tutur Ressy.

Akhirnya, ojol ini hanya ingin pedagang buah meminta maaf dan setelah ada permintaan maaf kedua belah pihak pun menyatakan damai. Ia pun merasa senang karena bisa menyelesaikan masalah di lapangan secara kekeluargaan bukan dengan kekerasan apalagi saling melapor ke kantor polisi. Membagi waktu dengan keluarga kecil

 

Meski sibuk mengayomi masyarakat, tapi Ressy tetap mengutamakan keluarga dan mengurus anak. Hal ini terbukti, setiap pulang berdinas sebagai Bhabinkamtibmas, ia selalu mengajari anaknya mengerjakan PR sekolah.

Apalagi, Ressy mengaku tidak memiliki pembantu untuk membereskan rumahnya seperti menyapu, mengepel, dan memasak untuk anak-anaknya.

"Saya pulang ke rumah itu pasti saya ngecek tugas sekolah anak-anak. Kebetulan anak saya yang paling kecil itu baru 7 tahun. Saya kurang lebih sudah 6 tahun tidak pakai pembantu untuk mengerjakan pekerjaan rumah," katanya.

Sehingga, ia pun sudah terbiasa dengan kesehariannya membagi waktu antara dinas sebagai pengayom masyarakat dengan sosok sebagai seorang ibu. Terkadang, di waktu luang ia menyempatkan diri berbincang dengan anak-anaknya.

"Sebisa mungkin saya berbagi waktu dengan anak-anak," tutup dia.

( Rundi)