Andah Wibisono, APSH, M.Hum : Politik Indonesia, Dalam Kehidupan Keseharian Bermasyarakat Yang Salah Kaprah -->

breaking news

News

Baca di Helo

Andah Wibisono, APSH, M.Hum : Politik Indonesia, Dalam Kehidupan Keseharian Bermasyarakat Yang Salah Kaprah

Thursday, February 10, 2022

INFO INVESTIGASI, Banyuwangi - Dalam acara yang di gagas DPK PKP Banyuwangi dengan Tema Diskusi Interaktif bertempat di Sekretariat PKP Banyuwangi. Rabu, (9/2/2022). 

Dalam kegiatan berlangsung secara undangan terbatas dengan mengundang beberapa pengurus inti partai, mahasiswa, budayawan, dan pelajar khususnya untuk pelajar memberikan pembelajaran edukasi tentang pemahaman politik.

Bertempat di Karang Kadempel serta acara di mulai 14.00 wib s/d selesai, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, dikarenakan pada saat acara berlangsung dalam keadaan pandemi covid-19. 

Dewan pakar partai PKP Banyuwangi Andah Wibisono sekaligus ketua dewan pakar KAHMI dan ketua dewan pakar pemuda Pancasila dalam sekian tahun tetap berkomitmen untuk tidak percaya kepada partai politik karena saya menganggap partai politik itu gagal membangun proses demokratisasi yang ada di Indonesia saya berkeyakinan bahwa demokrasi yang berkualitas itu hanya bisa dihasilkan melalui pendidikan politik yang cerdas dan politik hisab adalah komponen pencerminan.

Faktor yang paling menentukan karena dia adalah sistem yang menggerakkan sistem, tetapi saya menghormati teman-teman yang ada di dalam lingkaran politik sebagaimana, Saya berharap teman-teman juga menghargai saya yang ada di luar Saya berharap ini di jadikan sebagai sebuah diskursus yang dijadikan sebagai sebuah proses pemikiran yang paling genapi. 

Saya berharap proses politik yang ada di Indonesia ini tetap berbasis nilai etika dan kepada budaya politik yang bebas nilai karena itu saya mendorong kepada teman-teman PKP untuk berpolitik yang santun berpolitik yang tidak menggunakan segala macam cara. berpolitik yang kalau perlu memakan teman demi kepentingan saya berharap temen-temen PKP bisa tegak lurus berpolitik dengan kepada nilai-nilai dan etika Etika. 

Saya memberi pencerahan dan motivasi kepada teman-temannya yang berada di PKP bahwa sesungguhnya meskipun sekarang PKP ini boleh dikatakan partai kecil tapi sebenarnya punya potensi untuk menjadi partai besar, itu aja! dengan acara ini saya berharap dan kita memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar ini menjadi tonggak untuk lebih memperkuat Soliditas PKP karena yang kami yakini untuk menantang perubahan ini kan bukan besar kecilnya tapi semangat dan keyakinan kita. 

Jadi saya sampaikan bahwa The Man Behind The Gun bukan senjatanya yang menentukan tapi militansi orang-orang di balik senjata itu dan saya berharap PKP nanti berpolitik dengan cara yang santun dan beretika karena kami yakini demokrasi yang berkualitas itu hanya bisa dilahirkan melalui proses. "Kata Andah".

Bukan senjatanya yang menentukan tapi militansi orang-orang di balik senjata itu dan saya berharap PKP nanti berpolitik dengan cara yang santun dan beretika, karena kami yakini demokrasi yang berkualitas itu hanya bisa dilahirkan melalui proses. 

Pendidikan politik yang cerdas pendidikan politik yang cerdas itu pendidikan politik yang menjauhi manipulasi, opini kebohongan pabrik dan penyesatan informasi apalagi fitnah-fitnah. 

"Apalagi harap dicatat bahwa produk unggulan Banyuwangi itu sebenarnya adalah fitnah, manipulasi opini, penyesatan kebohongan pablik seandainya itu semua diwujudkan menjadi orang ini gandengan dari Rogojampi ke Ketapang nggak ada putusnya karena itulah prodak, 

Andah Wibisono mengatakan jadi pejabat di Banyuwangi itu belum lengkap dan belum merasa menjadi pejabat kalau belum melakukan yang namanya manipulasi kebohongan publik dan penyesatan informasi, ini yang akan kita rubah, Kita mendorong ke arah sana, kalau kita tidak lakukan sekarang kapan lagi, kalau kita tidak mulai sekarang kapan lagi. 

Harus ada orang harus ada institusi yang berani mengatakan yang benar itu benar sebab selama ini kita menganggap yang biasa itu benar padahal belum tentu kebenaran yang biasa bukan yang biasa itu benar. "Tambah Andah Wibisono".

Andah Wibisono memberikan contoh dengan secara sederhana aja panjenengan semua pasti memiliki SIM, itukan salah bagaimana mungkin kartu disebut surat yang artinya kita tidak punya akal sehat dan tidak waras.

"Sementara yang disebut surat malah dikatakan kartu, kartu keluarga kita tahu ini salah tapi kita terima nantinya ini yang akan kita luruskan. Paling penting pertama kita memperkuat soliditas diri kita, membangun keyakinan kita berdiri tegak lurus untuk tidak ikut arus seperti itu saja, kalau yang lain menjadi peluang (opportunities) silakan. 

"Tapi kita tidak akan ikut itu resikonya kita akan di cemooh, caci tidak apa-apa. menegakkan kebenaran seperti itu gitu loh, orang menanam padi itu pasti akan tumbuh rumput disekitarnya kita kan itu tidak mendengarkan komentar orang "Lu mau ngomong apa terserah lu lah hidup gua tidak tergantung lu".

Yang pertama kita lakukan jangan kita ikuti arus yang salah itu, kita sudah tau salah tapi tetap kita ikuti, beberapa tahun yang lalu ada slogan revolusi mental buat saya ini sudah terbalik-balik mental itu urusan berani nggak berani dan itu sudah lewat kita sudah hadapi Portugis, Belanda. "Akal itu urusan benar salah sedangkan moral itu urusan baik dan buruk. Harusnya yang disampaikan adalah revolusi moral bukan revolusi mental mangkanya kita jadi negara yang gagal paham seperti ini.

Filosofi yang dibangun oleh Para pendiri (founding fathers ) kita lewat lagu Indonesia Raya ini khan jelas bangunlah jiwanya. Harusnya kita perkuat ini kan jati diri kita sebagai sebuah bangsa yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Gotong royong, keluarga dan semangat kolektivitas tapi kemudian itu dihancurkan oleh sistem yang kita bangun sendiri. 

Andah Wibisono menegaskan bahwa tidak ada sindiran, bahwa partai gagal membangun demokrasi satu contoh cerdas tidak kalau mau jadi pemimpin harus membayar ke partai, tidak demokratis toh kalau jenengan aktivis memang punya bakat dan karakter kepemimpinan dari orang yang tidak punya, berarti anda tidak memiliki hak. 

Andah menambahkan dengan bermodal artis yang menyebutkan Pancasila tidak benar jadi wakil rakyat, ini fakta bukan fitnah, cerdas tidak itu.  Ini yang Andah mau gugah ini adalah cara cerdas andah untuk memprovokasi orang guna membangunkan dialektika berpikirnya. "Tegas Andah Wibisono".

Jadi saya dengan jenengan ini kan teman diskusi dengan dialog yang menyenangkan bahwa pada titik tertentu.

Jenengan dengan saya ini berbeda perspektif ini bukan lawan, karena yang kita cari bukan kebenaran tunggal, kebenaran tunggal Alloh, kita bilang sejarah tidak boleh kebenaran tunggal harus ada kebenaran pembanding kalau ada kebenaran tunggal subyektif, ini yang tidak di pahami orang-orang. "Tutup Andah Wibisono" (tim)