Pemerintahan Jokowi disebut naikkan harga BBM dan tambah utang luar negeri, dalam jaga,.. -->

breaking news

News

Baca di Helo

Pemerintahan Jokowi disebut naikkan harga BBM dan tambah utang luar negeri, dalam jaga,..

Tuesday, September 13, 2022

dok. istimewa/ Anggota Fraksi PKS dari dapil Sukabumi ini menilai, strategi Pemeritahan Jokowi dalam menjaga stabilitas keuangan hanya dengan dua cara. Yaitu menaikkan harga BBM dan menambah utang luar negeri, (14/9).


Info Investigasi, Jakarta -- Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet menilai Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengkhianati pernyataannya sendiri terkait dengan kenaikan Bahar Bakar Minyak (BBM).


Dirinya ingat betul akan ucapan orang nomor satu di tanah air tersebut beberapa bulan lalu yang mengatakan tidak akan menaikkan harga BBM hingga akhir tahun.


“Kita masih ingat betul rasa-rasanya baru beberapa bulan presiden Jokowi mengatakan bahwa BBM bersubsidi tidak akan naik sampai akhir tahun, saat merayakan hari kemerdekaan kita disuguhi tagline, pulih lebih cepat bangkit lebih kuat namun faktanya belum sebulan berselang presiden menjilat ludahnya sendiri dengan mencabut BBM bersubsidi,” ungkap Slamet di Jakarta, Senin 5 September 2022.


Anggota Fraksi PKS dari dapil Sukabumi ini menilai, strategi Pemeritahan Jokowi dalam menjaga stabilitas keuangan hanya dengan dua cara. Yaitu menaikkan harga BBM dan menambah utang luar negeri.


"Kalau boleh jujur melihat strategi pemerintahan Jokowi dalam menjaga stabilitas keuangan hanya dengan dua cara yaitu menambah utang dan menaikkan harga BBM, padahal berapa banyak pembangunan infrastruktur yang bisa ditunda pembangunannya seperti pembangunan IKN, kereta cepat serta masih banyak lagi kegiatan lain yang belum prioritas," ucapnya.


Slamet menilai, pemerintah Jokowi sangat tidak peka dengan kondisi saat ini.


"Sudah tahu keadaan global sedang tidak stabil malah tetap fokus membangun IKN dan infrastruktur lainnya padahal uangnya bisa digunakan untuk menambal subsidi yang ada,” jelasnya.


Terakhir, ketua umum Perhimpunan Petani Nelayan Seluruh Indonesia (PPNSI) ini meminta pemerintah untuk melihat lebih dekat kondisi masyarakat khususnya para petani dan nelayan.


“Kenaikan BBM ini sudah pasti menaikkan semua biaya operasional kegiatan pertanian dan perikanan, mulai dari biaya logistik, biaya makan, biaya hidup dan lain lain, sementara harga jual hasil perikanan dan pertanian sangat fluktuatif sehingga kondisi ini akan menyeret petani dan nelayan kita ke dalam jurang kemiskinan,” ungkapnya. (dw/*)