Oleh M.Kurnia Akhyat, SH
Siapa yang senang dan bahagia ketika mendengar ceramah Ustadz atau Ustadzah bahwa dunia hanya sementara dan jangan silau dengan kemilau harta dunia?
Pertanyaan saya jelas.. siapa yg senang dan bahagia?
Saya membenarkan para Ustadz dan Ustadzah atas ceramah nya ya.. kita nggak boleh silau dgn harta dan selalu ingat bahwa dunia hanya sementara.. namun bukan berarti kita tidak mencari harta loh..
Yg penting kalau sudah punya harta, jgn lupa hidup seperti seorang muslim, hidup seperti Nabi MUHAMMAD apabila sanggup.. jangan takabur, sombong dan lain nya.
Balik ke pertanyaan awal.. siapa yang senang dan bahagia?
Kalau kamu senang dan bahagia lalu merasa tenang.. sebenarnya kamu hanya mencari pembenaran dan justifikasi dari ustadz dan ustadzah atas KEMALASAN dan KEBODOHAN kamu semata.
Ya.. kamu yang malas dan bodoh..
Kamu boleh malas dan tidak berfikir kalau kamu sudah mewarisi harta nabi Sulaiman
Tidak ada umat Islam yang tidak mengikuti Nabi Besar MUHAMMAD SAW.
Dan Nabi MUHAMMAD itu bukan pemalas, juga sangat cerdas
Kamu orang Islam? Ikuti nabi kamu..
Selama kamu sehat, jangan males..
Selama IQ kamu bukan idiot, jangan main game aja.. mikirrr
Dunia di penuhi rezeki.. dari mulai dalam rumah, halaman rumah, dalam komplek, dalam kota, dalam negara..
Nabi MUHAMMAD berniaga.. eh kamu nggak ngikutin
Ya.. kamu gerak.. kamu mikir.. ikutin Nabi MUHAMMAD
Nah kalau sudah berharta alias kaya.. inget kata Ustadz dan Ustadzah.. dunia ini sementara, jangan silau, silap oleh harta..
Banyak jadikan harta kamu manfaat untuk orang lain..
Merdeka..
Merdeka Negeri kita
Merdeka ekonomi kita
Hut RI ke 75 ini jadikan sebagai pemicu
Untuk lebih bergerak dan bergerak
Untuk lebih berfikir dan berfikir..
Allohu Akbar...
(Rnd/wd).