INFO INVESTIGASI, BEKASI, Pemkot Bekasi mengakui kecolongan terkait peristiwa tewasnya seorang pekerja seks komersil (PSK) di kontrakan Haji Jamal, Marga Mulya, Bekasi Utara beberapa hari lalu.
Pemkot mengaku tidak bisa memantau pergerakan di setiap kos-kosan yang dicurigai sebagai tempat praktik prostitusi.
Menurut Kasatpol PP Kota Bekasi, Abi Hurairah, pihaknya sulit memantau hal seperti itu karena praktik prostitusi berjalan via online.
"Kalau dibilang kecolongan juga memang tidak tahu. Namanya online kan tidak tahu," kata Abi saat dikonfirmasi, Selasa (3/11/2020).
Menurut Abi, kurangnya koordinasi antara pemerintah kota dengan wilayah setempat jadi salah satu penyebab menjamurnya praktik prostitusi di lingkungan warga.
Maka dari itu, Abi meminta pihak kecamatan dan kelurahan agar lebih aktif untuk memantau tempat yang dicurigai sebagai lokasi prostitusi.
"Kita tetap koordinasi dengan lurah yang lebih hapal kondisi existing-nya mereka lah yang lebih aktif ke kita, jangan ya kita," kata Abi.
Bukan hanya lurah atau camat setempat,warga pun bisa melaporkan kepada Satpol PP jika ada aktivitas mencurigakan di setiap rumah kost.
"Jadi apa pun yang diinginkan kita akan siap apabila masyarakat membutuhkan dan pemerintah wajib hadir di tengah masyarakat," tutup dia.
Sebelumnya,seorang wanita PSK ditemukan tewas di dalam kos-kosan pada Minggu (25/10/2020). Dia dibunuh seorang pria berinisial BB dengan sebilah pisau.
SS ditikam usai melayani nafsu bejad BBA di dalam kamar. Diduga BBA menghabisi nyawa SS lantaran ingin menggasak uang sebesar Rp 1.800.000 yang ada di dompet korban.(Wd)