Aktivis Pres Achmad Sujana, Dukung Pernyataan Gunawan AWDI, Agar Kemendik Mengkaji Ulang Kegiatan Study Tour Sekolah -->

breaking news

News

Baca di Helo

Aktivis Pres Achmad Sujana, Dukung Pernyataan Gunawan AWDI, Agar Kemendik Mengkaji Ulang Kegiatan Study Tour Sekolah

Thursday, May 16, 2024

 


Infokita Investigasi,Tangerang  – Aktivis Pres Achmad Sujana, dukung pernyataan Gunawan AWDI, agar Kemendik bisa mengkaji ulang kegiatan Study Tour Sekolah, yang di selenggarakan oleh pihak sekolah Negeri maupun Swasta.


Achmad Sujana akrab disapa Bang Joe’na, merupakan Pimpinan Redaksi Media Patroli Indonesia.Com, akhirnya turut mengomentari  Kemendik dan dengan tegas mengatakan agar  Kementrian Pendidikan yang di Pimpin oleh Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A, untuk  mengkaji ulang terkait masih maraknya kegiatan Study Tour di setiap sekolah " Ujarnya Kamis 16 Mai 2024.


Kegiatan Tour perpisahan yang di selenggarakan oleh pihak sekolah kurang bermanfaat dan harus di kaji ulang ucapnya, karena banyak warga yang kurang mampu merasa terbebani dengan biaya yang cukup besar, terlebih sering terjadinya Laka (Kecelakaan) Lantas (Lalu Lintas) yang dilaksanakan pada kegiatan Study Tour, yang kini menjadi perhatian publik.


Oleh karena itu, peran dari Kementerian Pendidikan, ditunggu oleh masyarakat pada umumnya, Kemendik harus tegas dan mempertanyakan kepada pihak sekolah " bagi yang melaksanakan kegiatan tersebut" Apakah mereka berani untuk mempertanggung jawabkan pada kegiatan tersebut, seperti yang diketahui terjadi pada rombongan siswa SMK Lingga Kencana mengalami kecelakaan di Subang, Jawa Barat pada Sabtu malam, 11 Mei 2024 " Ucapnya.


"Kecelakaan ini terjadi saat rombongan 112 siswa dan 28 guru sekolah asal Depok itu mengadakan perpisahan kelas XII di Bandung pada 10 sampai 11 Mei, publik pun menyoroti dampak adanya' kebijakan yang dilakukan oleh banyak sekolah diadakannya Study Tour, atau biasa yang disebut Tour perpisahan sekolah.


Joe,na mengatakan" Publik atau masyarakat pada umumnya, menyoroti menyoroti dampak kegiatan Study Tour yang kerap kali dilakukan banyak sekolah seperti itu pun membuat koreksi langkah bijaksana dari para tokoh agar tidak melanjutkan giat tersebut dan meminta pihak terkait seperti Kementerian Pendidikan ataupun Dinas Pendidikan di sejumlah wilayah, untuk bisa mengevaluasi dan mengganti dengan kegiatan lainnya.


Lebih lanjut Achmad Sujana selain dirinya selaku Pimpinan Redaksi Patroli Indonesia.Com, juga sebagai tokoh Aktivis di ranah Pers, turut mendukung statement pada pemberitaan rekannya, Gunawan dari Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia (AWDI), yang mana pemberitaan tersebut telah tayang sebelumnya di berbagai media nasional " Ungkapnya.


“Mengingat ini adalah program dari dunia pendidikan yang perlu dievaluasi lebih lanjut tentang Ruang dan areal Belajar para pelajar yang agar dapat disesuaikan untuk mengantisipasi kemungkinan lain juga,” Ujar Achmad Sujana.


Selanjut Achmad Sujana mengatakan bahwa Lakalantas yang kembali terjadi pada (11/05) kemarin yang telah menjadi musibah bagi keluarga pada para pelajar yang menjadi korban laka.


“Seharusnya pemerintah bisa lebih tegas lagi mengatur larangan Study tour ataupun acara perpisahan luar kota yang berjarak jauh buat para pelajar, terlebih jika Disdik tidak bisa membiayai akomodasi perjalanan itu, malah membebankan kepada para pelajar.


Kendati sekolah tidak mampu untuk seleksi unit kendaraan yang layak ataupun Supir Profesional yang bersertifikasi dan telah terbukti teruji dengan kemampuan dan SIM B1 Umumnya dan juga Pernyataan pertanggung jawaban dari Perusahaan Bis sebagai penjamin keamanan Armada dan para personil supirnya.


“Dan dampak lainnya menurut saya adalah kesenjangan sosial antara siswa siswi yang mampu dan tidak mampu, baik di sekolah negeri ataupun swasta. Karena jika kegiatan itu menjadi suatu keharusan dan program penyempurnaan kurikulum sekolah negeri ataupun swasta, seharusnya pihak Disdik atau sekolah dan Yayasan harus mampu manajerialnya dengan system’ subsidi silang, sehingga siswa lain yang kondisi ekonomi orangtuanya yang kurang mampu pun bisa dibiayai dari siswa lain yang orangtuanya mampu ataupun dari Kas Sekolah / Yayasan yang seringkali mendapat bantuan juga dana hibah dari berbagai sumber.” Paparnya. 


“Jika tidak penting, dahulukan lah bantuan sekolah untuk untuk program belajar yang sesuai jadwal di dalam lingkungan sekolah dengan berbagai exskul untuk pendidikan agama dan budaya sebagai tambahan dari pelajaran moral dan umum lainnya.” Imbuhnya.


Seyogianya program liburan bagi para guru, sebaiknya Kemendik ataupun pihak Disdik membuat program terjadwal setiap tahunnya atau per semester seperti acara Gathering, untuk itu sebaiknya dibiayai oleh negara dari uang pajak rakyat melalui dana BOS, agar resmi.” Ujarnya memberikan masukan agar bisa tercipta suasana kebersamaan liburan bagi para guru secara nasional yang diprogram melalui PGRI atau asosiasi Guru nasional tanpa harus melibatkan para murid lagi.


“Seringkali himbauan melalui Perda ataupun Perwal tentang larangan tersebut dibeberapa daerah, namun para oknum guru yang selalu merencanakan program tahunan setiapkali momentum kelulusan sekolah.” Jelas Achmad Sujana.


Selain turut mengkoreksi dunia pendidikan di kegiatan Study Tour, bang Joe’na juga soroti Program Zonasi untuk PPDB tahun 2024 ini. Dirinya meminta pihak Pendidikan evaluasi dan buat pembaharuan aturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) kedepannya.


Achmad Sujana berharap agar Kemendik untuk mengevaluasi dan koreksi program Zonasi untuk PPDB, karna tidak semua bisa dihitung sesuai jarak dan jangkauan pemukiman terdekat dengan sekolah yang tersedia, mengingat tatanan dan pemetaan sebelumnya, zona pendidikan menumpuk beberapa sekolah di suatu areal yang cukup berjarak jauh dari pemukiman desa ataupun perumahan, dan disisi lainnya, banyak perumahan baru yang terletak jauh dari areal sekolah tersebut.


Sehingga aturan yang telah diatur kuota siswa sesuai jumlah pertumbuhan yang tidak bisa diprediksi pun menjadi dilema bagi masyarakat yang awam dalam mengurus hal terkait pendidikan putra dan putrinya.” Pungkasnya. 

(Tim)