Tangerang — Pembangunan Sentra Pengolahan Pangan Gizi (SPPG) Rawa Burung 1 milik Polres Bandara Soekarno-Hatta kini telah mencapai 99 persen dan siap memasuki tahap akhir menuju pengoperasian. "Secara fisik, bangunan SPPG sudah 99 persen rampung dan pengoperasian tinggal menunggu persetujuan dari BGN," ujar
Kapolres Bandara Soekarno-Hatta Kombes Pol. Ronald Sipayung saat meninjau SPPG pada Senin petang, 27/10 2025.
Ronald mengatakan, seluruh perlengkapan dan fasilitas utama telah terpasang, berbagai sertifikasi yang dibutuhkan seperti sertifikasi, halal, gizi, sanitasi, hingga penjamah makanan, sudah terpenuhi. "Kami masih menunggu finalisasi sertifikasi kelayakan dan higienitas dari instansi terkait dan masih dalam proses," kata Ronald.
Menurut Kapolres, Tim dari BGN (Badan Gizi Nasional) dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang telah melakukan survei dan pemeriksaan.
Dia menambahkan, hasil akhir verifikasi dari BGN dan Dinas Kesehatan diharapkan dapat keluar dalam waktu 14 hari ke depan, sehingga SPPG Rawa Burung 1 bisa mulai beroperasi pada awal November 2025.
SPPG ini merupakan yang pertama di wilayah Bandara Soekarno-Hatta dan diperuntukkan bagi warga di sekitar Perimeter Utara, dengan target sasaran 3.984 siswa dari sembilan sekolah. Program ini menjadi bagian dari Arah Kebijakan Astacita Presiden Prabowo Subianto, yang fokus pada peningkatan gizi anak sekolah, ibu hamil, dan penanganan stunting.
“Polres Bandara Soekarno-Hatta mengambil peran dalam mendukung program nasional peningkatan gizi masyarakat. Kami berharap SPPG ini segera dinyatakan layak beroperasi dan dapat memberikan manfaat nyata bagi warga sekitar,” kata
Ronald.
Food Security
Selain pemenuhan aspek higienitas,SPPG Rawa Burung 1 melakukan pengawasan ketat terhadap keamanan pangan (food security) sebelum makanan dikonsumsi para penerima manfaat.
Kepala Seksi Kedokteran Kesehatan Klinik Polres Bandara Soekarno-Hatta Dedy Kurniawan menjelaskan, tahapan food security dilakukan
dengan cara semua jenis makanan yang akan dikonsumsi diperiksa dari kandungan boraks, arsenik, dan sianida untuk memastikan tidak ada zat berbahaya.
"SPPG Polri harus memenuhi seluruh standar yang telah ditetapkan BGN, baik dari aspek gizi maupun kesehatan," kata Dedy.
Pemeriksaan keamanan pangan, kata Dedy, dilakukan langsung oleh ahli gizi agar makanan yang diberikan benar-benar aman dan bergizi.
(Rundi"bhedil")

