Mahfud MD: Pengakuan Linda bongkar keterlibatan Irjen Teddy Minahasa dalam kasus narkoba -->

breaking news

News

Baca di Helo

Mahfud MD: Pengakuan Linda bongkar keterlibatan Irjen Teddy Minahasa dalam kasus narkoba

Tuesday, October 18, 2022

dok. istimewa/ Penangkapan Teddy menjadi bukti ketegasan Polri untuk mengusut tuntas kasus tersebut, (19/10).


Jakarta - Menko Polhukam Mahfud Md mengungkap pengakuan Linda yang membongkar keterlibatan Irjen Teddy Minahasa dalam kasus narkoba. Wanita tersebut telah ditangkap bersama lima warga sipil dan empat polisi aktif yang terlibat dalam kasus tersebut.


Dilansir dari detikNews, Mahfud Md awalnya menjelaskan bahwa bisa saja setelah polisi menangkap perempuan bernama Linda, atau L, kasus berhenti di situ dan Irjen Teddy yang terlibat tidak diungkap. Namun, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tegas mengusut bahkan ketika Teddy baru saja diangkat menjadi Kapolda Jawa Timur (Jatim).


"Mungkin tidak ada yang tahu bahwa dia diproses tersendiri meski dia menyebut Teddy," tutur Mahfud dalam keterangannya, Sabtu (15/10/2022).


Mahfud menuturkan bahwa penangkapan Teddy menjadi bukti ketegasan Polri untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Pasalnya menurut Mahfud, justru akan menjadi kecurigaan ketika hanya Linda Cs yang diamankan polisi.



Mahfud mengatakan bahwa saat ditangkap, Linda mengungkapkan bahwa ada keterlibatan oknum polisi hingga peran Irjen Teddy juga ikut terkuak.


"Ya kalau Anda polisi nangkap seorang perempuan bahwa narkoba lalu dia ditahan saja diproses hukum, pengakuannya ditutup bahwa dia bekerja sama dengan Teddy misalnya. Tapi ini, dilakukan oleh Kapolri ungkap tangkap pecat kan begitu," tuturnya.


Mahfud juga menyinggung jika Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo banyak menuai kritik. Hal ini setelah sekaitan dengan rentetan kasus yang melibatkan anggota Polri.


"Kita maklum ya diskusi publik atau taruhlah kecemasan masyarakat, dan kritik-kritik masyarakat kepada Polri akhir-akhir ini begitu gencar," tuturnya.


Deretan kasus yang melibatkan anggota Polri meuat citra aparat di hadapan publik pun jadi buruk. Kasus Sambo, Tragedi Kanjururan, hingga terbaru kasus narkoba Irjen Teddy Minahasa mencoreng nama aparat Polri.


"Karena ditimpa peristiwa beruntun mulai dari kasus Sambo yang paling spektakuler, kemudian disusul kasus Kanjuruhan sepak bola, disusul kasus ini yang terakhir Teddy Jenderal bintang dua ditangkap karena kasus narkoba," urai Mahfud.


Namun, Mahfud melihat sisi lain di situasi seperti ini. Menurutnya Polri harus tetap didukung karena saat ini sedang dalam upaya mereformasi diri.


"Tapi dari sisi lain, mungkin kita bisa melihatnya dari sudut sebaliknya untuk tetap dukung Polri tatap bersemangat, karena semuanya yang terjadi ini justru merupakan langkah-langkah ketegasan Polri untuk mereformasi diri," paparnya.


Ketegasan itu setelah sejumlah anggota Polri yang melanggar langsung diberikan sanksi, mulai dari pencopotan jabatan hingga pemecatan tidak dengan hormat.


"Ketegasan Kapolri untuk menunjukkan kepada seluruh jajaran Polri bahwa dia bisa bertindak tegas," imbuhnya.


Mahfud pun menyinggung soal arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Polri. Masyarakat perlu mendukung agar Polri bisa menjadi polisinya rakyat.


"Kalau dari aspek pengarahan presiden, marilah Polri kita bangun sebagai polisinya rakyat yang sederhana, bersama dengan kehidupan rakyat, tidak pongah, tidak sewenang-wenang, dan tidak hedonis tidak berlebihan di dalam hidup," jelasnya.


Peran Linda di Kasus Irjen Teddy Minahasa


Untuk diketahui, Linda atau L adalah seorang rumah tangga. Linda merupakan satu dari enam orang yang ditangkap dalam kasus narkoba yang menyeret Irjen Teddy Minahasa.


"L ini ibu rumah tangga aja," ujar Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Mukti Juharsa, Sabtu (15/10).


Namun perannya cukup signifikan dalam kasus narkoba Irjen Teddy Minahasa. Linda memiliki jaringan penjualan narkoba kepada oknum polisi. Salah satunya adalah narkoba jenis sabu yang ia jual kepada Kapolsek Kalibaru Kompol Kasranto.


"Dia (menjual) ke kapolsek. Dia jual ke kapolsek, kapolsek bawa-bawa anak buahnya ke si J (Aiptu Janto P Situmorang). J baru ke Daeng," katanya. (dw/*)